Berada di antara dua gunung berapi yang masih aktif, Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing, Kabupaten Wonosobo tentu mendapatkan keduanya; panorama yang asri Dataran Tinggi Dieng dan tanah yang subur. Wonosobo pun tentu saja menjadi salah satu tujuan wisata, namun tanahnya yang subur adalah sebuah bentuk panggilan lain untuk mengunjungi Kabupten di Jawa Tengah ini. Wonosobo memiliki hasil perkebunan dan pertanian yang beragam, dengan banyak industri yang lahir di jalur ini.

Konsorsium Berdaya Hijau yang bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Luwu Timur, MCC, MCAI, dan SCF mengadakan Kunjungan Belajar pada 28 Juli hingga 1 Agustus lalu. Memberangkatkan para Petani di 7 UMHR di Luwu Timur didampingi PM Capacity Building, PO Hutan Rakyat, PO Industri, dan PO Capacity Building, dan 7 orang FO yang menjadi fasilitator pendamping UMHR. Kunjungan Belajar dengan 45 orang peserta ini bertujuan untuk menambah wawasan dan memperkenalkan sekaligus belajar mengenai praktek-praktek atau model pengelolaan kayu rakyat dan Pertanian yang dilakukan di lokasi tujuan kunjungan belajar, Desa Kali Mendong, Kabupaten Wonosobo.

Desa ini dipilih menjadi tujuan Kunjungan Belajar dengan mempertimbangkan prestasi warga desanya yang mengelola Hutan Rakyat secara swadaya.

Di Luwu Timur, sedang berlangsung masa pembibitan pohon Sengon dan Jabon, maka Wonosobo yang sudah lebih dulu bergerak di bidang ini akan mampu memperlihatkan kepada para Petani, proses yang akan dijalani nantinya setelah proses pembibitan selesai.

Pada hari pertama rombongan Berdaya Hijau mendapat penyambutan dari Bapak Nisro, Ketua LP2UKS Wanawiyata Widyakarya UPHR Wonosobo. Kemudian, peserta kegiatan disuguhkan dengan pemutaran film terkait LP2UKS, mengenai sejarahnya dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama ini. Hal ini dapat membantu memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai filosofi Lembaga Pelatihan dan Pemagangan Usaha Kehutanan Swadaya Wanawiyata Widyakarya UPHR Wonosobo.

Selama 5 hari, peserta Kunjungan Belajar mendapatkan kesempatan untuk mempelajari cara yang diterapkan oleh para Petani di lahan milik Desa Kali Mendong memindahkan tanaman dengan metode stek batang dari lokasi pembibitan dipindahkan ke lahan penanaman pohon Sengon. Juga praktek lapang penanaman Sengon dan mengawinkan pohon Salak di lokasi Hutan Kemitraan Perhutani dengan masyarakat di desa yang sama, LMDH Rimba Mulya.

Kunjungan ke lokasi pabrik Veneer dan Bare Core juga menjadi bagian dari rangkaian Kunjungan Belajar ini. Di hari terakhir perjalanan berlanjut ke Jogja, peserta diajak melihat-lihat pabrik pengrajin limbah kayu menjadi alat alat rumah tangga. Juga diajak melihat-lihat produksi Gula Semut dan penyadapan getah pohon Pinus. Perjalanan diakhiri dengan acara perpisahan di Sanggar Seni Desa Kali Mendong, dimana peserta diajak untuk menyaksikan pertunjukkan tari sebagai bentuk kesenian khas Wonosobo.

Setelah melakukan seluruh rangkaian kunjungan belajar, acara dilanjutkan dengan diskusi kelompok untuk membuat RTL (Rencana Tindak Lanjut) sebagai bentuk feedback dari kunjungan belajar ini.

Wonosobo, khususnya Desa Kali Mendong memberikan kesan yang menyenangkan selama perjalanan. Cuacanya yang sejuk, dan pemandangan Desa yang rapi dan tertata, sistem pertanian dan perkebunan terpadu yang diterapkan memberikan banyak bentuk inspirasi dan semangat, melalui share-learning yang diaplikasikan di kunjungan berlajar ini. Keramahan para warganya dan keterbukaan dalam berbagi informasi, dan pertukaran pengetahuan yang menjadi tujuan awal begitu terpenuhi dan peserta kunjungan pulang dengan membawa lebih banyak ilmu untuk ditanamkan di rumah sendiri.